A.Pendahuluan
Pendidikan agama merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan secara psikologis dalam internalisasinya diyakini bisa membentuk pribadi muslim yang beriman secara utuh serta memiliki akhlak mulia. Peso’alan akidah dan akhlak merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena terkait langsung dengan hakikat manusia sebagai khalifah Allah di bumi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab secara vertikal maupun horizontal berdasarkan tuntutunan yang di bawa oleh Rasulullah SAW.
Berkenaan dengan hal tersebut tidak salah ketika Allah mengatakan dalam firman-Nya; “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam” , kemudian untuk memperkuat argumentasi atas firman Allah tersebut, Rasulullah bersabda “ Bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”.
Atas dasar itu dalam rumusan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang termuat dalam Undang-undang No 22 Tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan “Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab” . Dalam lingkup pendidikan formal tujuan tersebut sudah diatur dalam undang-undang sistim pendidikan nasional yang realisasinya tertuang dalam bentuk kurikulum pendidikan agama Islam.
Dalam muatan kurikulum Nasional Pendidikan Agama Islam (PAI) DI Indonesia bila di tinjau dari segi ruang lingkup maupun silabusnya sudah sangatlah lengkap dan mampu menghasilkan outfout yang memiliki kompetensi-kompetensi dasar di bidang agama Islam yang di harapkan. Namun kurikulum Pendidikan Agama Islam yang di rancang dan telah di berlakukan secara nasional di Indonesia, kini pada kenyataannya mata pelajaran agama Islam yang telah diajarkan di sekolah kurang memberikan kontribusi kearah yang lebih baik bahkan menjadi sebuah sorotan dan kritikan publik.
Memang tidak bisa di pungkiri bahwa bangsa Indonesia sedang mengalami krisis multidimensional, menurut sementara pihak-katanya di sebabkan karena kegagalan pendidikan agama termasuk di dalamnya pendidikan agama Islam . Padahal tujuan pendidikan agama di sekolah umum adalah untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan melakukan, dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari . Namun walhasil menunjukkan bahwa belajar pendidikan agama bukan membuat siswanya memiliki akhlak mulia malah justru cendrung tambah tidak bermoral, namun setelah di selusuri pendidikan agama di sekolah memang memiliki kendala yang patut untuk di pertimbang , yaitu kurangnya jumlah jam pelajaran disekolah dengan muatan materi yang cukup banyak sehingga hasilnya tidak maksimal.
Demikian halnya dengan permasalahan guru yang tidak ada habis-habisnya dan tidak pernah memuaskan orang baik pengguna, pembuat kebijakan juga selalu merasakan ada yang kurang beres dengan pendidikan yang didesainnya. Dengan demikian sampai sekarang belum bisa untuk menemukan sebuah model-model pembelajaran yang paling efektif dalam dunia pendidikan, bahkan dalam mengajar guru terkesan monoton, tekstual dan kontektual sehingga boleh jadi guru itu tidak senang mengajar akan tetapi ia mengajar hanyalah mengejar material semata, maka pekerjaannya sebagai guru hanya sebatas menyampaikan materi.
Dalam pelajaran agama Islam materi akidah mempunyai kedudukan yang sangat fundamental karena menjadi asas sekaligus sangkutan dan gantungan segala sesuatu dalam Islam, juga menjadi titik tolak kegiatan seorang muslim. Pada dasarnya masalah akidah Islam berawal dari keyakinan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa yaitu Esa dalam zat, sifat, perbuatan, dan wujud-Nya itulah yang disebut dengan Tauhid. Tauhid menjadi inti rukun iman dan prima causa seluruh keyakinan dalam Islam . Rukun iman tersebut wajib di yakini oleh setiap muslim dan harus di tanamkan kepada anak mulai sejak dini.
Selanjutnya akidah Islam harus berpengaruh ke dalam segala aktivitas yang di lakukan manusia, sehingga berbagai aktivitas tersebut bernilai ibadah. Dalam hubungannya dengan ini Yusuf Qardawi mengatakan bahwa iman menurut pengertian yang sebenarnya ialah kepercayaan yang melekat dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hiudup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari . Dengan demikian akidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati melainkan pada tahap selanjutnya harus menjadi acuan dasar dalam bertingkah laku, serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal shaleh dan amal shaleh itulah yang akan mengantarkan manusia ketempat yang paling tinggi serta mulia di hadapan Allah.
Allah telah menjadikan manusia dengan badan dan roh atau jiwa yang tinggi. Demikian halnya dengan Allah menjadikan kehidupan ini sebagai kebebasan bagi badan dan sebagai ikatan bagi roh/jiwa, apabila mati itu tiba, badan yang semula terikat dengan roh/jiwa itu terlepas (bebas). Plato salah seorang murid Socrates sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Tafsir mengatakan jiwa manusia entitas material yang dapat terpisah dari badan, menurutnya jiwa itu ada sejak sebelum kelahiran, jiwa itu tidak dapat hancur alias abadi. Oleh sebab itu, barangsiapa yang menjadikan hidupnya sebagai pengabdian terhadap roh/jiwanya maka ia akan mendapatkan kebaikan yang berlipat ganda. Sebaliknya barang siapa yang menjadikan hidupnya ini sebagai hukuman dan siksaan terhadap roh/jiwanya maka ia akan memperoleh yang semisalnya atau sebaliknya.
Dalam konteks seperti ini agama telah mengajarkan kepada manusia untuk berbuat baik dan melakukan amal shaleh agar jiwanya mejadi tenang lebih-lebih di akhirat menjadi lebih abadi, karena kepercayaan terhadap keabadian jiwa di akhirat akan menjadikan manusia termotivasi untuk berbuat baik dan yang terbaik di dunia, sebab kebahagiaan dan kesenangan tidak akan tercapai kalau seseorang berbuat kejahatan terhadap orang lain maupun lingkungannya.
Salah satu bukti keimanan manusia terhadap Allah adalah beriman kepada hari kemudian atau akhir dimana tatkala seluruh hidup dan kehidupan seperti sekarang ini akan berakhir sesuai dengan janji Allah akan menyediakan suatu kehidupan baru yang sifatnya abadi tidak fana (sementara) seperti yang kita lihat sekarang dan kemudian masing-masing manusia akan mempertanggung jawabkan perbuatannya secara individual mengenai keyakinannya (akidah), tingkah laku (syar’iyyah), dan sikap (akhlaknya) selama hidup didunia yang fana ini .
Karenanya, Rasulullah telah menyampaikan kepada ummatnya seluruh wahyu yang diturunkan kepada beliau. Beliau telah menerangkan semua bentuk kebaikan yang bisa mendekatkan dan memasukkan seorang hamba ke syurga. Dan beliau juga menerangkan semua bentuk kejahatan yang bisa mendekatkan dan memasukkan seorang hamba kepada neraka . Berangkat dari masalah diatas maka dalam makalah ini akan membahas seputar hari kemudian atau akhir yang diambil dari materi kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMU kalas XII.
B. Pembahasan
Kondisi perkembangan siswa SMU.
Proses pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dilakukan di sekolah dimana antara guru dan siswa melakukan intraksi, namun seorang yang guru yang professional sebelum melaksanakan suatu proses pembelajaran terlebih dahulu harus mengetahui karaktristik perkembangan siswanya sehingga dengan mudah ia dapat mencari atau menemukan sebuah model-model pembelajaran yang epektif untuk diterapkan pada siswa.
Hubungannya dengan dimensi preofesional guru, Al-Ghazali, Al-Nahlawy menegaskan seorang guru harus mempelajari kehidupan psikis peserta didik selaras dengan masa perkembangannya sehingga dalam menyajikan pelajaran akan tepat pada sasarannya, menguasai bidang yang di ajarkan serta berusaha mendalami dan mengembangkannya, mempunyai kemampuan mengajar, dan tanggap terhadap berbagai kondisi perkembangan kehidupan modern yang dapat mempengaruhi sekap, pola pikir, dan tingkah laku peserta didik serta mampu mencari solusi yang bersifat Islami dalam menghadapi masalah-masalah tersebut.
Pada dasarnya siswa SMU seluruhnya sudah memasuki usia pubertas. Pubertas merupakan bagian dari masa remaja, tetapi ia tidak sinonim dengan remaja. Usia pubertas mengacu kepada perkembangan fisik dan seks. Pertumbuhan fisik dan yang terkait dengan seksual ini mengakibatkan kegoncangan emosi, kecemasan , dan kehawatiran pada diri mereka bahkan lebih jauhnya kondisi ini dapat mempengaruhi kesadaran beragamanya. Kegoncangan dalam keagamaan ini muncul karena faktor internal maupun eksternal. Sedangkan remaja mengacu kepada keseluruhan aspek perkembangan. Para ahli mengemukakan ciri-ciri remaja sebagaimana yang dikutif oleh Muhaimin sebagai berikut:
1. Remaja adalah priode peralihan antara masa siswa ke masa remaja. Pada masa ini remaja menunjukkan ciri-ciri fisik dan kejiwaan yang penting antara pubertas dan dewasa. Priode ini adalah saat individu menggunakan kemampuan untuk menerima dan memberi, untuk berkomunikasi dengan orang-orang lain dan mempercayai mereka serta belajar mengenai apa yang merusak atau apa yang baik bagi dirinya sendiri dan orang-orang lain.
2. Remaja sering kali dilukiskan dengan sebutan setengah siswa setengah dewasa. Ia menunjukkan ciri-ciri positif dan negatif dan sering kali dalam bentuk campuran yang membingungkan. Remaja berjuang untuk memperoleh kebebasan tetapi bersamaan dengan itu ia ingin memperoleh pijakan rasa aman dan ia sering kali menunjukkan rasa ingin tau yang semakin dewasa terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
3. Dalam hal sikap remaja terhadap agama ada bermacam-macam, ada yang percaya turut-turutan, percaya dengan kesadaran, percaya tapi agak ragu-ragu (bimbang) bahkan ada yang tidak percaya sama sekali atau cendrung kepada atheis.
Pada masa ini pula, anak sudah mulai menemukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis, maka perasaan yang ambivalen dan ketidak pastian penuh keragu-raguan akan mengalami masa atau apa yang di sebut dengan masa anak muda pada tingkat yang lebih berbobot pada usia pubertas sebenarnya. Masa pubertas ini juga merupakan masa rekonstruksi , dengan timbulnya kepercayaan diri timbul pula kesanggupan menilai kembali tingkah laku sendiri yang dianggap tidak bermanfaat lagi dan digantikan dengan dengan aktivitas yang lebih bernilai. Selanjutnya, melalui banyak kebimbangan dan ketakutan, lambat laun sampailah anak pada kepastian-kepastian baru.
Dalam perkembangan kognitifnya pada usia ini, seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkodinasikan baik secara simultan (serentak) maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yaitu kapasitas berfikir hipotesis dan kapasitas berfikir abstrak.
Pada tingkat perkembangan masa ini, memang posisinya mereka sangat membingungkan dengan sikap dan tingkah laku mereka, namun disisi lain saat ini mereka banyak dihadapkan pada lingkungan dan budaya bernuansa pragmatis, yang megajarkan bahwa yang baik dan benar ialah yang berguna, dan yang berguna itu biasanya lebih bernuansa fisik, oleh sebab itu masa seperti ini merupakan masa rawan terutama dari aspek perkembangan emosi, sosial, moralitas dan agamanya. Fenomena semaraknya materialis, pragmatis dan hedonis yang di hadapinya sehari-hari akan dapat menindas dan menghambat kemajuan moral sepritualnya. Apalagi kalau remaja kurang mendapatkan pengalaman atau pendidikan agama sebelumnya, penghayatan rohaniyahnya cendrung skeptis (was-was) sehingga muncul keengganan, kemalasan untuk melakukan berbagai ritual keagamaan.
Dalam konteks permasalahan tersebut maka peran guru dalam program pengajaran di sekolah harus mampu memberikan dukungan besar kepada para siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mereka. Demikian halnya dengan orang tua dalam pengembangan kepribadian anak adalah sangat dominan. Dalam konteks pembelajaran di sekolah, seolah-olah pendidikan agama, orang tua hanya di menyerahkan sepenuhnya kepada guru. Padahal orang tua mempunyai peran dan tanggung jawab jauh lebih besar bila di bandingkan dengan sekolah dalam upaya menumbuhkembangkan fitrah keberagamaan anak. Karena situasi di sekolah lebih terbatas bila di bandingkan dengan situasi di rumah, dengan demikian antara sekolah dengan orang tua seharusnya menjalin kerja sama yang baik dalam rangka meningkatkan mental spritualnya.
Dalam mengembangkan fitrah beragama anak dalam lingkungan keluarga, maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian orang tua yaitu sebagai berikut:
1. Karena orang tua merupakan pembina pertama yang harus ditiru maka seyogyanya orang tua harus memiliki akhlakul karimah.
2. Orang tua hendaknya memperlakukan anaknya dengan baik.
3. Orang tua hendaknya memelihara hubungan yang harmonis antar anggota keluarganya
4. Orang tua hendaknya membimbing, mengajarkan, atau melatihkan ajaran agama terhadap anak.
C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : XII (Dua belas) I (Satu)
I. Standar Kompetensi : Meningkatkan Keimanan Kepada Allah Melalui Keimanan Kepada Hari Kiamat
II. Kompetensi Dasar : Beriman Kepada Kiamat.
1. Indikator Pembelajaran :
a. Menjelaskan pegertian hari akhir dan beriman kepada hari akhir.
b. Menyebutkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits yang berkaitan dengan hari akhir.
c. Menjelaskan tanda-tanda hari akhir
d. Menjelaskan nama-nama hari akhir
e. Menjelaskan peristiwa yang terjadi pada hari akhir
f. Menjelaskan tentang syurga dan neraka
g. Menjelaskan hikmah beriman kepada hari akhir
2. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa mampu menjelaskan pengertian beriman kepada hari akhir
b. Siswa dapat menyebutkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits yang berkaitan dengan hari akhir
c. Siswa dapat menyebutkan tanda-tanda hari akhir
d. Siswa dapat menyebut nama-nama hari akhir
e. Siswa mampu menjelaskan peristiwa yang terjadi pada hari akhir
f. Siswa dapat menjelaskan tentang syurga dan neraka
g. Siswa dapat menyebutkan hikmah beriman kepada hari akhir
III.Materi dan Metode Pembelajaran
a. Materi Pelajaran
Beriman Kepada Hari Akhir (materi terlampir)
b. Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
2. Metode diskusi
3. Metode kisah
4. Metode moral reasoning ( materi terlampir)
IV. Langkah-langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah, kemudian di lanjutkan dengan doa bersama
b. Mengecek kehadiran siswa
c. Appersepsi
2. Kegiatan inti
Guru menjelaskan beriman kepada hari akhir di mulai dengan pengertian, dalil-dalil, nama-nama, berbagai peristiwa yang terjadi, syurga neraka dan hikmah.
3. Kegiatan akhir
a. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi prihal beriman kepada hari akhir.
b. Guru memberikan tes tertulis, di maksudkan sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi yang sudah di ajarkan
c. Guru memberikan tugas
d. Guru menutup pelajaran dengan berdo’a secara bersama-sama kemudian di lanjutkan dengan bacaan hamdalah
V. Sumber Pelajaran
1. Al-Qur’an dan terjemahannya
2. Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XII
3. Buku-buku lain yang relevan dengan materi pelajaran diantranya:
a. Sayyid Sabiq, Akidah Islam
b. A. Hasan, So’al jawab akidah Islam
c. Rosihan Anwar, Akidah Akhlak
VI. Penilaian
Tes tertulis
1. Jelaskan pengertian beriman kepada hari akhir?
2. Sebutkan 5 (lima) nama lain dari hari akhir?
3. Sebutkan 5(lima) nama syurga dan neraka?
Penjelasan materi dan metode pembelajaran
a. Beriman kepada hari akhir.
1. Pengertian hari akhir.
Hari akhir/kiamat adalah hari dibinasakan dan dihancurkan alam semesta yang merupakan tanda berakhirnya kehidupan dunia menuju kehidupan kekal diakhirat . Lalu Allah menciptakan alam lain yaitu alam akhirat.
Pada alam itu seluruh manusia akan dibangkitkan dari kematian untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan sewaktu hidup di dunia dan mendapat balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya. Oleh sebab itu barang siapa yang kebaikannnya melebihi keburukannya, tentulah Allah SWT. akan memasukkannya kedalam syurga, begitu pula dengan sebaliknya barang siapa yang keburukannnya melebihi amal kebaikannnya maka akan di masukkan kedalam neraka.
Beriman kepada hari akhir adalah merupakan salah satu rukun iman atau sendi dari berbagai rukun keimanan dan merupakan bagian utama sekali dari berberapa bagian akidah. Iman kepada hari kiamat adalah menyakini dengan spenuh hati akan datangnya hari kiamat dan munculnya alam akhirat tempat manusia mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannnya sewaktu hidup di dunia di hadapan Allah SWT. Hal itu merupakan sendi dari rukun iman, oleh sebab itu setiap muslim wajib mempercayainya, dan bagi yang tidak mempercayainya berarti ia telah kafir.
2. Ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan hari akhir
Di dalam al-Qur’an begitu banyak ayat-ayat yang membicarakan tentang hari kiamat, diantaranya dalam surah al-Baqarah, Allah SWT. berfirman
• •
Artinya: Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang Sempurna terhadap apa yang Telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan) . (QS.Al-Baqarah: 281)
Dalam ayat yang lain Allah SWT. mengaskan dalam firmannya:
•• ••
Artinya: Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal Sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya . (QS. Al-Hajj: 1-2).
Pada awal surah al-Hajj ini, Allah SWT. melukiskan tentang suatu peristiwa yang amat dahsyat yakni hari kiamat, dengan tujuan agar manusia bertaqwa kepada Allah SWT. Printah taqwa ini di tujukan kepada seluruh umma manusia, baik laki-laki maupun perempuan supaya menghindarkan diri dari segala perbuatan yang menimbulkan murka Allah SWT. Mengenai kapan datangnya hari kiamat itu, tak seorangpun yang tau kapan waktunya, oleh karena itu kita harus menyiapkan diri untuk menhadapinya yaitu dengan memperbanyak amal shaleh. Dalam hadits Rasulullah SAW. bersabda:
بعثت ان والسعاعة كها تين واثاربالسبابة والوسطي
“Saya diutus dan hari kiamat itu jarak waktunya adalah sebagaimana dua buah jari ini. Beliau memberikan isyaratnya dengan menunjukkan jari telunjuk dari jari tengah”. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Anas RA).
3. Tanda-tanda hari akhir.
Apabila ditanya kapan hari kiamat terjadi? Tidak ada seorangpun yang tau , hanya Allah yang tau kapan terjadinya hari kiamat. Allah berfirman:
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui".(QS.Al-A’raf:187) .
Walaupun kedatangan hari kiamat itu dirahasiakan, sebagai seorang yang beriman kita harus mempercayainya dengan sepenuhnya. Dalam hal ini Allah berfirman:
•
Artinya: Dan Sesungguhnya hari kiamat itu Pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.(QS. Al-Hajj: 7) .
Berdasarkan keterangan yang berasal dari al-Qur’an dan hadits terjadinya hari kiamat atau akhir didahului dengan tanda-tanda , sebagai berikut:
(a) Terbitnya matahari dari sebelah barat
Maka apabila matahari sudah terbit dari arah barat, lalu para manusia akan beriman seluruhnya, namun perbuatan merea yang demikian hanya sia-sia belaka karena pintu tobat pada saat itu telah ditutup oleh Allah.
(b) Munculnya binatang yang berbicara dengan manusia.
Menurut riwayat binatang ini akan berteriak keras sampai terdengar sampai kepelosok kota Makkah dan Madinah, mereka mengejar orang-orang yang tidak beriman yang akan menghancurkan ka’bah. Dia makhluk aneh yang diutus oleh Allah untuk memperingatkan kepada penduduk bumi yang tidak beriman kepada Allah. Dia dapat berbicara seperti manusia dan akan berkata, “Mengapa kalian tidak beriman kepada Allah?. Binatang ini panjangnya 60 dzirra’, bentuk tubuhnya tegak dan berbulu.
(c) Munculnya Ya’juj dan Ma’juj (perusak dan pengacau dan timbulnya bencana-bencana dahsyat).
(d) Munculnya dajjal (pendusta, penipu ulung).
(e) Al-Qur’an tinggal tulisan (sudah tidak terasa dihati) dan Islam tinggal namanya (sudah tidak ada amalan didalamnya).
(f) Jumlah perempuan sudah berlipat ganda daripada laki-laki
(g) Peredaran bumi sudah tidak teratur sebab sudah mendekati keruntuhannya.
Selain dari keterangan tersebut di atas tentang tanda-tanda datangnya hari kiamat, Imam Nawawi, telah menyebutkan beberapa hadits, diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang begitu panjang yang di dalamnya menyebutkan Nabi Isa as. Di menara putih di timur Damaskus dan pencarian nabi Isa terhadap Dajjal hingga mendapatkannya di pintu Ludd, lalu di bunuhnya. Selanjutnya, Allah membangkitkan Yajuj dan Ma’juj lalu nabi Isa dan pengikutnya mendoakan kebinasaanya akhirnya benar-benar binasa.
Selain keterangan tersebut diatas, ada keterangan dari Ibnu Harmalah, dari bibinya, dia berkata, Rasulullah SAW. menyampakan khutbah sedangkan beliau di balut karena sengatan kalajengking, kalian mengatakan bahwa tidak ada musuh, padahal kalian memerangi musuh hingga datangnya Ya’juj Ma’juj yang wajahnya lebar dan matanya sipit, rambutnya kemerah-merahan dan ujungnya hitam yang turun dari tempat-tempat yang tinggi dengan wajah yang tampak beringas (Musnad Ahmad).
Berkaitan dengan tanda-tanda datangnya hari kiamat seperti halnya diatas, maka seorang sarjana barat Edwin P. Hubbl mengemukakan teorinya, ia berpendapat bahwa alam ini terus menerus mengembang dan pengembangan ini merupakan gejala alam dan hukum sebab akibat, karena mengembang akibatnya lama kelamaan akan meletus. Kekuatan alam semakin hari semakin lemah, karena kekuatan masa bumi pada rotasinya juga semakin lamban pada akhirnya akan hancur dan meledak. Perjalanan alam yang kian hari kian kusut, tidak lain akibat kecerobohan manusia memfungsikan alam, menebas hutan, mengeruk gunung dan percobaan nuklir di lautan dan di daratan, hal ini semua akan mengakibatkan kehancuran alam dan sekitarnya
4. Nama-nama hari akhir
Didalam al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan tetang hari akhir atau kiamat dan yang dimaksudkan disni adalah
(a) Kiamat sugra
Setiap makhluk hidup pasti akan mengalami suatu kematian, baik itu berupa manusia, binatang, jin, setan, maupun malaikat. Semua makhluk hidup tidak ada yang bersifat kekal, kecuali yang Allah SWT. Sebagaimana firmannya yang artinya;
“Setiap yang bernyawa pasti merasakan kematian” (QS. Al-Imran: 185).
Hubungan antara yang hidup dengan yang mati amat berakar pada jiwa manusia, ini tercermin sejak dahulu kala, bahkan jauh sebelum kehadiran agama-agama besar yang di anut oleh ummat manusia dewasa ini. Konon Socrates pernah berkata, sebagaimana yang dikutip oleh Quraish Syihab dalam Asy-Syahrastani dengan bukunya Al-Milal wa An-Nihal,
“Ketika aku menemukan kehidupan duniawi ku temukan akhir kehidupan adalah kematian, namun ketika aku menemukan kematian, akupun menemukan kehidupan yang abadi. Karena itu kita prihatin dengan kehidupan duniawi dan bergembira dengan kematian. Kita hidup untuk mati dan mati untuk hidup”.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, seorang ulama’ bernama Al-Ragib Al-Isfahany menulis, sebagaimana yang dikutip oleh Quraish Syihab; “Kematian merupakan tangga menuju kebahagiaan abadi. Ia merupakan perpindahan dari tempat ketempat lain, sehingga dengan demikian merupakan kelahiran baru bagi manusia”.
Waktu kematian masing-masing makhluk tidak sama, ada yang mati dalam kandungan, masa kanak-kanak, dewasa bahkan ada yang sangat tua (mati sebelum datangnya hari kiamat), namun ada pula kematiannya itu setelah datangnya hari kiamat yaitu dari golongan malaikat dan setan.
Dari penomena ini akan timbul pertanyaan, bagaimanakah dengan roh orang yang sudah meniggal dunia sebelum datangnya hari kiamat? Dimanakah tempat ruh-ruh tersebut? Bagi orang yang meniggal dunia sebelum datangnya hari kiamat, ruh mereka berada di alam barzah, sebagaimana di sebutkan oleh Allah dalam firmanNya:
“Agar Aku berbuat amal yang saleh terhadap yang Telah Aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan”.(QS. Al-Muminun:100)
Di alam barzah itulah, ruh setiap manusia akan menyaksikan gambaran amal perbuatannya di dunia dan balasannya kelak. Bagi orang yang beriman akan memperoleh balasan syurga sedang bagi orang-orang kafir akan memperoleh balasan di neraka, dengan siksanya yang sangat pedih, sehingga mereka berseru kepada Allah supaya di kembalikan kedunia untuk mengerjakan amal shaleh dan beriman kepada Allah yang selama ini mereka ingkarin namun Allah menjawab, bahwa mereka tidak mungkin di kembalikan ke dunia.
(b) Kiamat kubra
Kiamat kubra adalah kiamat total dan menyeluruh, hancur luluhnya alam semesta ini secara serempak. Kedatangan kiamat kubra ini tidak dapat di ketahui oleh siapapun. Dalam hal ini Allah berfirman:
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”. (QS.Ar-Rahman: 26-27).
Mengetahui kehidupan akhirat itu ada tau tidak, agama mengajarkan bahwa kehidupan akhirat itu ada, bahkan tidak saja agama yang megajarkan kehidupan akhirat itu ada akan tetapi dari filsafatpun orang mempercayainya, bahwa kehidupan kekal abadi itu di akhirat. Orang-orang filsafat yang percaya akan adanya kehidupan akhirat adalah Socrates, dia tidak takut menjalani hukuman mati dengan meminum racun, karena ia berpendapat bahwa kehidupan akhirat yang akan ditempuhnya lebih berbahagia dan lebih indah dari hidup yang sekarang . Demikian halnya dengan Plato muridnya Socrates, ia mengikuti jejak gurunya, ia berpendapat bahwa di belakang hidup yang nyata ini ada hidup yang lebih tinggi dan mulia.
5. Pristiwa yang terjadi pada hari akhir
(a) Alam Barzah
Setelah mati, manusia memasuki alam barzah atau alam kubur. Alam kubur merupakan tempat penantian arwah orang yang sudah meninggal sebelum di bangkitkan kembali oleh Allah dalam bentuk baru. Disitu roh menunggu alam baru yang di mulai dengan hari kiamat.
Di alam barzah roh-roh itu akan mendapatkan tempat yang baik apabila roh-roh itu semasa hidupnya berbuat kebaikan dalam rangka mengabdi kepad Allah, selain itu ada juga siksa kubur di peruntukkan bagi orang yang semasa hidupnya durhaka kepada Allah dan tidak mau bertobat.
Al-Qur’an menyebutkan bahwa orang yang sudah meninggal dunia akan menemui suatu pembatasan antara dunia dan akhirat, antara kematian dan kebangkitan di kemudian hari, masa itu di sebut alam Barzah.
(b) Hari Kebangkitan (Al-Ba’ats)
Ba’ats artinya di bangkitkan. Maksudnya dibangkitkannya manusia dari kematian, pada hari itu manusia dibangkitkan dari kuburnya dengan cara mengembalikan roh-roh manusia kedalam tubuhnya yang asli . Allah berkuasa menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati, sebagaimna dia menghidupkan tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan yang sudah mati karena musim kemarau. Demikian kenyataan dunia yang dapat di terima oleh akal kita, manuisia yang telah lam mati beratus-ratus tahun bahkan beribu-ribu tahun Allah berkuasa menghidupkan kembali, membangkitkan dari kuburnya dengan wajah yang tampak berseri-seri atau suram lagi kusam sesuai dengan amal yang di perbuat.
Berkenaan dengan kebangkitan itu, ada persoalan yang sering di perdebatkan di kalangan para filosof muslim dan para teolog di zaman dahulu dan masih berlangsung hingga sekarang, yaitu “Apakah manusia akan di bangkitkan dengan jasadnya? Di dalam al-Qur’an jelas sekali disebutkan bahwa kebangkitan itu tidak hanya bersifat spiritual. Berbeda dengan pendapat para filosof muslim, al-Qur’an tidak mengakui suatu akhirat yang di huni oleh jiwa-jiwa tanpa raga . Hukuman dan kebahagiaan fisik bersifat literal dan tidak merupakan kiasan. Akan tetapi nampaknya raga yang dibangkitkan itu bukanlah raga waktu di dunia dulu, jelas ketika manusia di bangkitkan ada yang hitam mukanya ada pula yang putih hal itu menunjukkan hasil perbuatan mereka sewaktu di dunia.
c) Mahsyar
Mahsyar artinya tempat berkumpul. Pada hari kiamat kelak semua manusia akan bangkit kembali dari kuburnya. Setelah itu, dikumpulkan di suatu tempat untuk menjalani pemeriksaan atau perhitungan amal yang telah dilakukan selama hidup di dunia, sebagaimana firman-Nya;
“Dan (Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya Kemudian Allah berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka Ini dahulu menyembah kamu?".(QS.Assaba: 40).
Di padang mahsyar semua manusia sibuk dengan urusannya masing-masing tidak tolong meolongyang ada hanyalah pertanggungjawaban terhadap amal perbuatan sendiri.
(d) Hisab
Hisab artinya perhitungan. Maksudnya ketika manusia sedah dihidupkan dan dibangkitkan kembali dari kuburnya, kemudian di kumpulkan di sebuah tempat yang di sebut mahsyar, lalu mereka di hisab atau di perhitungkan segala amal perbuatannya selama hidup di dunia. Firman Allah:
“Dan (Ingatlah) akan hari (yang ketika itu) kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka”.(Al- Kahfi: 47).
(e) Mizan
Mizan artinya timbangan, maksudnya timbangan amal perbuatan manusia. Setelah selesai diperiksa, segala amal perbuatan itu di timbang untuk mengeyahui apakah seseorang itu lebih banyak kebaikannya atau lebih banyak dosanya. Amal peruatan yan baik akan di letakkan di sebelah kanan dan amal perbuatan jahat akan di letakkan di sebelah kiri, apabila seseorang di serahi kitab amalnya dari sebelah kanan maka dia akan selamat dan bila di serahi kitab dari sebelah kiri maka dia akan masuk di neraka. Firman-Nya:
• • •
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya”.(Al-Kahfi: 107-108) .
(f) Ash-Shirath
Sirats itu di pasang di atas neraka jahannah. Sirats itu adalah suatu titian atau jembatan yang berada di antara syurga dan neraka. Ada juga yang mengatakan bahwa sirats itu adalah suatu jalan yang di letakkan di punggung neraka jahannam, disitu akan berlalulah orang-orang yang dahulu (awwalin) dan orang-orang yang belakang (akhirin) yakni sekembalinya mereka dari tempat pemberhentian di padang mahsyar. Dalam suatu riwayat di jelaskan bahwa permukaan shirats itu lebih halus daripada rambut dan lebih tajam daripada pedang serta lebih gelap daripada malam.
Berkaitan dengan sirats ini, para ulama’ khususnya kelompok ma’tazilah yang sangat rasional menolak keberadaan sirats ini, lebih-lebih melukiskannya dengan sehelai rambut di belah tujuh, menurutnya betapapun pada akhirnya hanya ada dua tempat syurga dan neraka.
Semua orang yang akan melaluinya sesuai dengan qadar amal perbuatannya, diantara mereka ada yang melintasinya seperti kejapan mata, ada juga yang sperti kilat dan sebaginya tergantung amal perbuatan mereka sewaktu di dunia. Pada shirats itu terdapat serbuan-serbuan yang menyambar manusia dengan amal perbuatan mereka. Barangsiapa yang dapat melewati shirats itu maka ia masuk syurga .
6. Syurga dan Neraka
Syurga atau al-Ajannah ialah temapat yang di sediakan oleh Allah bagi orang yang bertauhid kepada-Nya, beriman dan beramal shaleh. Sesungguhnya Allah menjelaskan secara rinci dalam kitab-Nya mengenai syurga, kesenangannya, sungai-sungainya, pohon-pohonnya, buah-buahannya, makanan dan minumannya dan lain sebagianya. Allah menyatakan bahwa kesenangan di syurga tidak menyerupai kesenangan dunia. Firman-Nya:
“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan”.(QS. As-Sajdah: 17)
Selain itu syurga juga tempat pertemuan dengan Allah dan kehidupan syurga itu diatas segala angan-angan jasmaniyah. Kalau penghuni neraka terhalang, penghuni syurga bahkan dapat melihat Allah dan itu merupakan kenikmatan yang besar, sebagaimana firman-Nya:
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. mereka Itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya”.(QS. Yunus: 26).
Dalam sebagian tafsir, al-Husna (balasan baik) dalam ayat itu di artikan dengan syurga dan ziyadah (tambahan) itu di artikan pengelihatan kewajah Allah.
Adapun macam syurga di antaranya ialah, Firdaus (lihat. QS. Al-Kahfi:107-108), And (QS. Al-Kahfi: 30-31), Na’im (QS. Luqman: 8-9), Ma’wa (QS. As-Sadjdah: 19), Darussalam (QS. Yunus: 25), Darul Muqamah (QS. Fathir: 34-35), Maqamul Amin (QS. Ad-Dukhan: 51).
Sedangkan neraka adalah tempat bagi orang-orang kafir dan orang-orang yang berbuat kejahatan dan tidak mau mengabdi kepada Allah. Adapun macam-macam neraka adalah, Jahannam (QS. At-Taubah: 63), Al-Jahim (QS. Ad-Dukhan: 56), Al-Hawiyah (QS. Qari’ah: 8-11), Wail (QS. Mutaffin: 1-3), Ladha (QS. Al-Ma’arij: 15-18), Sa’ir (QS. Al-Muluk: 5), Saqar (QS. Al-Muddassir: 26-30), Al-Hutamah (Qs. Humazah: 4-9).
7. Hikmah beriman kepada hari akhir
Hikmah beriman kepada hari akhir pengarunya sangat besar sebab setelah manusia mwngetahui dan yakin akan adanya hari pembalasan setiap amal, ia pasti akan berhati-hati dalam bertindak dalam hidup di dunia, karena setiap amal akan dibalas sesuai dengan perbuatannya sewaktu di dunia. Sedikitnya ada beberapa hikmah yang bisa di ambil dari beriman kepada hari kiamat yaitu:
(a) Mendorong manusia untuk lebih tekun beribadah dan berbuat kebajikan karena ia yakin bahwa akan ada pembalasan setiap amal yang di lakukan selama hidup di dunia.
(b) Bertindak dengan penuh perhitungan. Dengan beriman kepada hari akhir akan merasa dalam lindungan kepada Allah dan di jauhkan dari kesesatan, karena kita berada dalam kebenaran Allah dan kita mengetahui bahwa orang yang tidak beriman kepada hari akhr akan berada dalam siksaan dan kesesatan.
b. Metode Pembelajaran
Secara umum metode diartikan sebagai cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapi tujuan . Apabila diterapkan dalam pembelajaran, maka tujuan yang di capai adalah tujuan pembelajaran. Ahmadi Prasetya, secara luas mengartikan metode sebagai suatu pengetahuan tentang cara mengajar oleh guru atau instruktur. Ahmad Tafsir berpendapat metode mengajar adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran. Sedangkan Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibani mengatakan metode mengajar adalah jalan seorang guru untuk member faham kepada murid-muridnya dan merubah tingkah lakunya sesuai dengan tujuan-tujuan yang dinginkan. Lebih simple lagi Mansyur mengemukakan bahwa metode mengajar adalah tekhnik penyajian oleh guruuntuk mengajar atau menyajikan pelajaran dikelas, baik secara individual maupun kelompok agar materi pelajaran itu dapat di serap, dipahami, dan di manfaatkan oleh siswa. Jadi menjadi pendidik yang profsional dan sadar akan berusaha mencari metode yang lebih efektif sekaligus mencari pedoman-pedoman pendidikan yang berpengaruh dalam upaya mempersiapkan anak secara mental, moral, saintifikal, spiritual, dan sosial sehingga anak tersebut mampu meraih puncak kesempurnaan,kedewsaan, dan kematangan berfikir.
Berdasarkan beberapa keterangan di atas, dapat dipahami bahwa metode mengajar adalah cara penyajian materi pelajaran oleh guru guna terjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Oleh sebab itu semakin baik pemilihan metode maka semakin konduksip pula tujuan pembelajaran yang akan di capai.
Terkait dengan materi beriman kepada hari kiamat/akhir, maka penulis akan mengetengahkan beberapa metode mengajar diantaranya:
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik . Secara luas metode ceramah adalah menyampaikan sejumlah keterangan, fakta, juga menjelaskan kepada siswa mengenai suatu masalah atau topik dan atau metode ceramah diartikan cara menyampaikan materi kepada siswa dengan penerangan dan penuturan secara lisan. Prinsip dasar metode ini adalah al-Qur’an.
Dalam pembelajaran agama Islam metode ini erat kaitannya dengan metode nasehat dan sangat efektif di gunakan dalam upaya meyampaikan materi dalam upaya membentuk keimanan anak, mempersiapkannya secara moral, psikis, dan sosial. Sebab nasehat sangat berperan dalam menjelaskan kepada anak tentang segala hakikat, menghiasinya dengan moral mulia dan mengajarinya tentang prinsip-prinsip Ialam. Maka tidak aneh jika al-Qur’an menggunakan metode ini dan berbicara kepada jiwa dan nasehat.
2. Metode diskusi
Dalam pengertian yang umum, diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah. Secara khusus metode diskusi adalah suatu cara penyajian/penyampaian materi bahan pelajaran, dimana guru memberikan kesempatan kepada para peserta didik/kelompok-kelompok untuk membicarakan/memecahkan masalah, mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu maslah.
3. Metode kisah
Kisah berasal dari kata al-Qassu yang berarti mencari atau mengikuti jejak. Di katakan qasastu asara, artinya “saya mengikuti atau mencari jejaknya” Kata al-qasas adalah bentuk masdar. Firman Allah dalam surah al-Kahfi: 64, fartadda ala atsarihima qasasa, maksudnya adalah kedua orang itu kembali lagi untuk mengikuti jejak darimana keduanya itu datang. Dan firman-Nya melalui lisan ibu Musa yang artinya”Dan berkatalah ibu Musa kepada saudaranya yang perempuan: Ikutilah dia”.(al-Qasas: 11). Maksudnya, ikutilah jejaknya sampai kamu melihat siapa yang megambilnya. Qasas juga di artikan sebagai berita-berita yang berurutan , sehingga boleh dikatakan bahwa kisah termasuk bentuk variatif dari ajaran yang di sampaikan Muhammad yang sarat dengan hikmah dan ‘ibrah. Sedangkan perbedaan kisah dengan certia bahwa kisah merupakan cerita yang benar-benar terjadi dan cerita mencakup cerita fiksi maupun non fiksi. Inti dari kisah adalah ibrah (pelajaran/hikmah).
Internalisasi kisah dari metode ini terhadap pembelajaran beriman kepada hari kiamat adalah kisah-kisah manusia masa lalu yang berbuat zalim kepada Allah yang telah di ungkapkan dalam al-Qur’an, lalu memberikan azab kepada mereka akibat dari perbuatannya. Jadi intisari kisah tersebut akan menggugah perasaan emosi, motivasi kepada siswa agar lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbuat sebelum datang suatu hari (kiamat) yang daripadanya manusia tidak bisa berbuat apa-apa.
4. Metode moral reasoning.
Secara konseptual, istilah “moral” sangat erat kaitannya dengan kaidah-kaidah tertentu dan pasti yang mengatur tingkah laku manusia dalam berbagai tingkah laku dan merupakan dasar bagi semua kehidupan. Menurut Lickona, sebagaimana yang di kutip oleh Ahmad Munjin Nasih menegaskan bahwa moralitas menjadi karakter yang baik bersal dari pengetahuan akan kebaikan, lalu keinginan untuk melakukan kebaikan dan akhirnya melakukan kebaikan. Lebih lanjut Yuniarti mengaskan bahwa dalam metode moral reasoning anak didik di latih mendiskusikan suatu perbuatan untuk menilai baik buruknya suatu perbuatan . Metode moral reasoning di laksanakan dengan memberikan suatu kasus melalui diskusi, studi kasus, menonton film dan lain sebagainya.
Dengan menentukan studi kasus , anak didik menyertakan alasan-alasan mereka dalam pemberian alternatif jawabannya. Melalui pemberian alasan inilah perserta didik belajar untuk menentukan sikap dalam hidup, karena mereka belajar memprediksi konsekwensi dari perbuatan mereka.
Kisah-kisah dalam bentuk VCD, televisi, atau cerita-cerita dari sumber-sember lain yang mengandung pesan moral tentang baik buruknya perjalanan hidup manusia menuju ke alam barzah. Maksud dan tujuannya adalah agar peserta didik dapat menjadikannya i’tibar sekaligus introspeksi diri, dan juga mampu untuk merenungi apa yang sudah di perbuat dan apa yang akan di kerjakan sebelum malaikat maut menjemput nyawa manusia.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Hari kebangkitan bukan hanya sekedar dogma yang di haruskan untuk di percaya agar seseorang memperoleh keselamatan di akhirat, hari kiamat juga adalah sebuah prinsip hidup yang akan membuat hidup di dunia ini lebih bersungguh-sungguh dan berfaidah. Orang yang beriman sudah seharusnya mempergunakan dunia ini sebagai sawah lading untuk keselamatan akhirat. Orang yang beriman menguasai dan mempergunakan dunia ini untuk dirinya dan oleh karena itu tidak bisa di kuasai dan diperalat oleh dunia. Orang yang beriman menjadi tuan bagi dunia dan bukan menjadi hambanya.
Dengan pengertian itu, mempercayai kehidupan hari akhir bagi orang yang beriman tidak menyebabkan mereka berhenti dari mengerjakan dari mengerjakan urusan-urusan dunia karena mengerjakan persoalan-persoalan dunia berarti juga menjalankan perintah agama. Di samping itu, hari kebangkitan membangkitkan kesadaran dalam batin manusia akan hidup yang lebih tinggi diakhirat, oleh sebab itu ia akan bersungguh-sungguh dan berusaha sekeras-kerannya untuk menggunakan tiap-tiap kesempatan yang ada untuk menempuh kehidupan yang paling berarti dan akan berbuat kebaikan apa saja yang ia mampu sekaligus menjauhi perbuatan buruk
2. Kesulitan mengajarkan materi beriman kepada hari akhir
Mengajarkan materi akidah atau yang tersangkut paut dengan persoalan keimanan tidaklah semudah apa yang di bayangkan, guru dalam tugasnya hanya sebatas menyampaikan materi dari aspek kognitif, karena materi keimanan/ketauhidan tidak bisa di ukur oleh apapun, oleh sebab itu guru dalam konteks ini akan memberikan materi menurut caranya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Adnani, Abu Fatiah, 2007, Misteri Negeri-Negeri Akhir Zaman, Cemani Solo: Granada Mediatama.
Aminuddin, et. al, 2006, Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Anwar, Rosihan, 2008, Akidah Akhlak, Bandung: Pustaka Setia.
Al-Khatib, Muhammad Khalil, 2005, Khutbah Rasulullah, terj. Katsur Suhardi, Jakarta: Darul Falah.
Al-Alim, Mustafa, 1982, Akidah Islam Ibnu Taimiyyah, Bandung: Al-Ma’rif
Al-Qazab, Abdul, 1994, Kitabul Iman, terj. Tarmana Ahmad Qasim, Bandung: Trigenda Karya.
Al-Toumy Al-Syaibany, Omar Muhammad, 1979, Falsafatut Tarbiyyah Al-Islamiyah, terj. Hasan Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang.
Bakhtiar, Amsal, 2007, Filsafat Agama,Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Muhaimin, 2007, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Rajagrafindo Persada.
---------,2006, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
--------, et. al., 2001, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama di Sekolah, Bandung: Rosdakarya.
Mansyur, 1998, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Dirjen Agama Islam dan Universitas Terbuka.
Munjin, Ahmad, et.al, 2009, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: Refika Aditama.
Nata, Abudin, ed. 2008, Kajian Tematik Al-Qur’an tentang Ketuhanan, Bandung: Angkasa.
---------, 2008, Metodogi Studi Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Nashih Ulwan, Abdullah, 1992, Pendidikan Anak Menurut Islm; Kaidah-Kaidah Dasar, Bandung: Rosdakarya.
Ramayulis, 2005, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Suwito, 2004, Filsafat Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih, Yogyakarta: Blukar.
Sumbodo. et. al., 2006, Ringkasan Riyadusshasihin, terj. Abu Khodijah Abdurrohim, Bandung: Irsyad Baituts Salam.
Sabiq, Sayid, 2005, Akidah Islam; Pola Hidup Manusia Muslim, terj. Moh. Abdai Rathomy, Bandung: Diponegoro.
Simanjuntak dan Pasaribu, 1986, Didaktik dan Metodik, Bandung: Tarsito.
Surakhmad, Winarno, 1979, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung: Jemmars.
Syahidin, 2005, Aplikasi Metode Qur’ani dalam Pembelajaran Agama di Sekolah,Tasikmalaya: Ponpes Suralaya.
Saleh, Qamarudin, 2002, Ayat-Ayat Perintah Dan Larangan Dalam Al-Qur’an Pedoman Menuju Akhlak Al-Qur’an, Bandung: Diponegoro.
Syihab, Quraish, 1996, Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Perso’alan Ummat, Bandung: Mizan.
--------, 1992, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Pran Wahyu dalam Kehidupan masyarakat, Bandung: Mizan.
Tafsir, Ahmad, 2008, Filsafat Pendidikan Islami, Bandung: Remaja Rosdakarya.
--------, 2006, Filsafat Pendidikan Islami; Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu memanusiakan Manusia, Bandung: Rosdakarya.
--------, 1996, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya.
--------, 2008, Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam, Bamdung: Maestro.
Yusuf, Syamsu. LN, 2006, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Rosdakarya.
Zuhairini, et. al, 1983, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Usaha Nasional.
Sabtu, 23 Januari 2010
AKIDAH AKHLAK DAN PEMBELAJARAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Borgata Hotel Casino & Spa Announces NJ Sportsbook App for
BalasHapusBorgata Hotel Casino & Spa has announced it will 제주 출장마사지 debut a new mobile sports betting app. It's easy 서귀포 출장마사지 to download and 경산 출장안마 install, as 충주 출장안마 well as 양주 출장안마