Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi K Kompetensi Dasar
Membiasakan berperilaku taubat
1. Menjelaskan pengertian taubat.
2. Menyebutkan dalil tentang taubat.
3. Menyebutkan syarat-syarat taubat.
1. Deskripsi Standar Kompetensi
Membiasakan perilaku bertaubat begitu penting terhadap dosa-dosa yang dilakukan dan merupakan sifat yang terpuji yang harus di lakukan dalam kehidupan sehari-hari, sebab setiap muslim tidak akan luput dari salah dan dosa.
2. Peta Kompetensi
Setelah selesai proses belajar mengajar maka siswa dapat:
a. Menjelaskan pengertian taubat.
b. Menyebutkan dalil tentang taubat.
c. Menyebutkan syarat-syarat taubat.
Keterangan: Dalam struktur perilaku maka peta kompetensi dalam materi taubat ini bersifat hirarki, artinya suatu kemampuan tertentu dapat diperoleh harus mengetahui kemampuan sebelumnya.
3. Kompetensi dasar (1x pertemuan 2x 40 menit)
Hakikat kemampuan yang tercakup dalam kompetensi dasar tersebut adalah pengembangan ranah afektif (attitude). Bloom, 1956, menyebutnya dengan affective domain, sedangkan Gagne, 1966, menyebutnya dengan attitude. Kemampuan afektif adalah kecendrungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu (Bruno, 1987). Untuk lebih jelasnya tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan, seperti takut, sedih, marah, gembira, kecewa, senag, benci, was-was dan sebagainya. Tingkah laku seperti ini tidak terlepas dari pengaruh belajar. Dengan demikian, pada perinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecendrungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya kecendrungan-kecendrungan baru yang telah berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu obyek, tata nilai, pristiwa dan sebagainya
Indikator:
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian taubat.
b. Siswa dapat menyebutkan dalil tentang taubat.
c. Siswa dapat menyebutkan syarat-syarat taubat.
4. Model Pembelajaran
Model pembelajaran dalam materi taubat adalah model berfikir induktif. Model pembelajaran berfikir induktif sebenarnya merupakan pembawaan sejak lahir dan keberadaannya sudah absah. Ia hadir sebagai suatu revolusioner, mengingat sekolah-sekolah saat ini telah memutuskan untuk mengajar dalam corak yang tidak absah dan acap merongrong kapasitas bawaan sejak lahir (Hilda Taba, 1966) dalam “Models of Teaching” (Joyce, 2009: 83). Model pembelajaran berfikir induktif ini merupakan karya besar Hida Taba. Suatu strategi mengajar yang di kembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi. Secara singkat model ini merupakan strategi mengajar untuk mengembangkan strategi berfikir siswa. Model ini di kembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:
1. Kemampuan berfikir dapat di ajarkan.
2. Berfikir merupakan suatu transaksi aktif individu dengan data. Artinya setting kelas, bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu.
3. Proses berfikir merupakan suatu urutan tahapan yang berurutan. Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berfikir tertentu, prasyarat tertentu harus di kuasai terlebih dahulu dan urutan tahapan ini tidak bisa di balik (Hamzah B. Uno, 12: 2009).
Alasan model pembelajaran dipilih adalah:
Model pembelajaran induktif merupakan cara yang tepat untuk membantu siswa untuk mendapatkan sebuah informasi penting. Salah satu hal yang perlu dipahami seorang guru berkaitan dengan proses belajar siswanya adalah kompetensi kognitif, kapasitas siswa untuk berfikir abstrak dan strategi mnemonik mereka (Baharudin, 2008: 95). Model pembelajaran tersebut boleh dikatakan sangat fokus artinya dapat membantu siswa untuk berkosentrasi pada suatu ranah tertentu yang dapat mereka kuasai tanpa menciutkan hati mereka yang justru dapat membuat mereka tidak bisa menggunakan seluruh kemampuannya untuk menghasilkan gagasan. Seiring dengan permasalahan tersebut maka pemberian sebuah informasi tidak bisa di tukar-tukar atau di bolak balik melainkan secara berurutan. Dan kaitannya dengan materi taubat, seorang guru harus menjelaskan secara berurutan dimulai dengan pengertian taubat, dalil-dalil tentang taubat dan syarat-syarat taubat.
Sintaks model pembelajaran induktif adalah
Dalam Models of Teaching, (Joyce, 2009: 100), sruktur model pembelajaran induktif adalah sebagai berikut:
1. Struktur model
a. Pembentukan konsep.
b. Interpretasi data.
c. Penerapan prinsip.
2. Sistem sosial
Model induktif sebenarnya begitu mudah untuk disusun. Model ini bersifat kooperatif , tetapi guru tetap menjadi inisiator dan pengawas semua kegiatan.
3. Peran/Tugas guru
Guru menyesuaikan tugas-tugas dengan tingkat aktivitas kognitif siswa, menentukan kesiapan siswa.
4. Sistim pendukung
Siswa memerlukan data mentah untuk diolah dan dianalisis.
5. Dampak-dampak intruksional dan penggiring
Model pembelajaran induktif di rancang untuk melatih siswa dalam membentuk konsep dan sekaligus mengajarkan konsep-konsep. Dan ini juga membentuk perhatian siswa untuk fokus pada logika, bahasa dan arti kata-kata dan sifat-sifat pengetahuan. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat dalam gambar berikut ini:
Informasi, Konsep, Proses-Proses Konsep dan Sistem
Keterampilan, Pemben Pembentukan Konsep Konseptual, dan
tukan Hifotesis Penerapannnya
Spirit Penelitian Kesadaran atas Sifat Pengetahuan Berfikir Logis
Keterangan:Dampak-Dampak Intruksional dan Penggiring dari Model Berfikir Induktif (Joyce, 2009: 99)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJAN (RPP)
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : XI / II
Standar Kompetensi : Membiasakan berprilaku taubat dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar : Menjelaskan tentang taubat
Indikator :
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian taubat.
b. Siswa dapat menyebutkan dalil tentang taubat.
c. Siswa dapat menyebutkan syarat-syarat taubat.
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x peretemuan )
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian taubat.
2. Siswa dapat menyebutkan dalil tentang taubat.
3. Siswa menyebutkan syarat-syarat taubat.
Materi Pembelajaran
1. Pengertian taubat
Kata taubat berasal dari bahasa Arab (attaubah) yang kata kerjanya adalah (taba-yatubu) yang artinya ruju’, kembali. Sedangkan menurut istilah, sebagaimana yang dikemukakan para ulama, pengertian taubat adalah:
a. Kembali dari kemaksyiatan kepada ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh dari Allah.
b. Membersihkan hati dari segala dosa.
c. Meninggalkan keinginan untuk melakukan kegiatan, seperti yang pernah dilakukan karena mengagungkan nama Allah SWT. dan menjauhkan diri dari kemurkaan-Nya,
2. Adapun dalil-dalil tentang taubat
a. Dari al-Qur’an
• • • •
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersama Dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah Kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."(QS. At-Tahrim, 66: 8).
b. Dalil dari hadits
ان الله عز وجل يقبل تو بة العبد ما لم يغر غر
Artinya: Sesungguhnya Allah Maha Mulia dan Maha Agung akan menerima taubat seorang hamba, selama ia belum mengalami sakratul maut (nyawa sudah di tenggorokan). (HR, At-Tirmidzi).
3. Syarat-ayarat taubat
Taubat di anggap sah dan dapat menghapus dosa apabila telah memenuhi syarat yang telah di tentukan. Apabila dosa itu terhadap Allah, maka syarat taubat ada empat macam yaitu:
a. Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah di perbuat (nadam).
b. Meninggalkan perbuatan maksiat itu.
c. Bertekad dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi perbuatan maksiat itu.
d. Mengikutinya dengan perbuatan yang baik, karena perbuatan baik akan menghapus keburukan.
Namun apabila dosanya itu terhadap sesama manusia, maka syarat taubatnya selain yang empat macam tersebut maka ditambah dengan dua syarat yaitu:
a. Meminta maaf terhadap seseorang yang telah di zhalimi atau di rugikan.
b. Mengganti kerugian seimbang dengan kerugian yang di alaminya, yang diakibatkan perbuatan zhalim atau meminta kerelaannya.
Metode Pembelajaran
a. Ceramah.
b. Diskusi.
c. Tanya jawab.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah
b. Membaca ayat-ayat al-Qur’an 5-10 menit
c. Menjelaskan materi berserta kompetensi dasar yang akan di capai
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan materi taubat yang meliputi:
• Pengertian taubat
• Dalil-dalil tentang taubat
• Syarat-syarat taubat
b. Mendiskusikan materi tentang taubat.
3. Kegiatan Penutup
a. Menyimpulkan hasil diskusi tentang taubat.
b. Memberi Penugasan.
c. Siswa secara bersama-sama berdoa dan memberi salam.
Alat/Sumber
1. Al-Qur’an dan terjemahannya
2. Buku Paket Pendidikan Agama Islam SMU Kelas XI
3. Buku-buku lain yang relevan dengan materi pelajaran
Evaluasi/Penilaian
1. Jelaskan pengertian taubat menurut bahasa dan istilah!
2. Sebutkan satu dalil tentang taubat!
3. Sebutkan 5 (lima) syarat-syarat taubat!
Jayapura, 23 November 2009
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
__________________ ___________________
NIP. NIP.
Sabtu, 23 Januari 2010
RPP PAI DENGAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar