Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah, ia tidaklah muncul dengan sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri.[1]Al-Quran surat Al-Alaq ayat 2 menjelaskan bahwa manusia itu dicipta Tuhan dari segumpal darah, QS.Al-Thariq ayat 5 menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah, QS. Al-Rahman ayat 13 menjelaskan bahwa Al-Rahman (Allah) itulah yang menciptakan manusia. Masih banyak sekali ayat al-Quran yang menjelaskan bahwa yang menjadikan manusia adalah Tuhan. Jadi, manusia adalah makhluk ciptaan Allah.
Pengetahuan kita tentang asal kejadian manusia ini amat penting artinya dalam merumuskan tujuan pendidikan bagi manusia. Asal kejadian ini justru hasrus dijadikan pangkal tolak dalam menetapkan pandangan hidup bagi orang Islam. Pandangan tentang kemakhlukan manusia cukup menggambarkan hakikat manusia. Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, jadi inilah salah satu hakikat wujud manusia.
Hakikat wujudnya yang lain ialah bahwa manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Salah satu sabda Rasulullah SAW mengatakan :
“Tiap orang dilahirkan membawa fitrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”
Menurut hadits ini manusia lahir membawa kemampuan-kemampuan, kemampuan itulah yang disebut pembawaan. Fitrah yang disebut di dalam hadits itu ialah potensi. Jadi fitrah yang di maksud di sini ialah pembawaan.
Manusia adalah makhluk yang berkembang karena dipengaruhi pembawaan dan lingkungan, adalah salah satu hakikat wujud manusia. Dalam perkembangannya,manusia itu cenderung beragama, inilah hakikat wujud yang lain.
Manusia mempunyai banyak kecenderungan, ini disebabkan oleh banyaknya potensi yang dibawanya. Dalam garis besarnya, kecenderungan itu dapat dibagi dua, yaitu kecenderungan menjadi orang yang yang baik dan kecenderungan menjadi orang yang jahat. Kecenderungan beragama termasuk ke dalam kecenderungan menjadi baik.
Al-Quran menjelaskan bahwa manusia itu mempunyai aspek jasmani, sebagaimana tercantum dalam QS.Al-Qashash : 77
“Carilah kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu dan kamu tidak boleh melupakan urusan dunia.”
Yang dimaksud dengan “dunia” dalam ayat ini ialah hal-hal yang diperlukan oleh jasmani. Al-Syaibani juga mengutip tiga buah hadits dari nabi Muhammad SAW yang menerangkan pentingnya menjaga jasmani. Uraian di atas menunjukkan bahwa manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar